Estimasi Perkembangan Saham Pada 27 Jan 2017

Penguatan saham-saham dari grup bakrie beberapa waktu belakangan menjadi hal menarik untuk kita perhatikan. Sebenarnya hal apa yang menyebabkan bangkitnya saham-saham grup Bakrie hingga membuat saham BUMI masuk ke dalam LQ 45? Apa saja pengaruhnya? Saham-saham apa saja yang bangkit? Mari kita lihat pembahasannya hari ini, hanya di #Kopisore 27 Januari 2017.

Sebelum kita bahas mengenai grup Bakrie, mari kita lihat dulu review perdagangan sore hari ini.
Setelah kemarin kembali naik mengikuti Dow Jones, hari ini IHSG bergerak melemah tertahan oleh resistancenya di 5320, diakibatkan oleh mulai melemahnya EIDO sebesar 0,61% malam tadi. Harga minyak yang menguat 2% hari ini menjadi salah satu sentimen positif IHSG. Fokus para trader perlahan mulai beralih ke FOMC pada pertengahan minggu depan, dimana FFR diperkirakan tidak akan mengalami perubahan.



IHSG pada hari ini ditutup melemah 0,09% ke level 5,312.84, setelah sempat dibuka melemah 0,24%. Meskipun ditengah pelemahan itu, hari ini investor asing masih terus catatkan net buy sebesar Rp 379,92 milliar dengan pembelian terbesar pada BMRI dan BBNI

Apa saja sih, hal-hal yang membuat kembali bangkitnya grup Bakrie? Sebelum kita bahas hal itu, mari kita lihat terlebih dahulu penyebab hingga keadaan grup Bakrie seperti sekarang ini.

Awal Kejatuhan Grup Bakrie

Sebelum BUMI menetap statis di harga Rp 50-an, Bumi pernah menyentuh harga Rp 8000-an pada masa puncak kejayaannya 2008 lalu, dan dijuluki sebagai saham sejuta umat saat itu. Namun, ada beberapa hal yang menyebabkan jatuhnya saham BUMI hingga ke harganya yang sekarang. Salah satu penyebab penurunan tajam harga BUMI 2008 lalu, disebabkan oleh tragedi Lapindo.

Munculnya lumpur panas dari Lapindo Brantas Inc tersebut, menyebabkan mengungsinya ratusan hingga ribuan warga Indonesia dari tempat tinggalnya serta mengubah dataran hijau pedesaan menjadi lautan lumpur hingga bermi-mil jauhnya. PT Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas dari saham Lapindo merupakan anak perusahaan dari grup Bakrie, sehingga mengakibatkan grup Bakrie ikut bertanggung jawab atas hal tersebut.

Akibat dari tragedi Lapindo tersebut, grup Bakrie terlilit hutang yang sangat besar untuk memberi kompensasi warga akibat kesalahan anak perusahaanya tersebut. Selain hal itu, ada 4 alasan utama ambruknya grup Bakrie. Antara lain:

1. Utang menumpuk
 
Lilitan utang dan kebiasaan gali lubang tutup lubang yang diterapkan di hampir semua perusahaan Grup Bakrie, membuat saham mereka anjlok. Persoalan utang yang membelit perusahaan-perusahaan di bawah bendera Grup Bakrie bukan rahasia lagi. Demikian pula soal upaya penjualan aset dan mencari pinjaman baru untuk membayar utang-utang mereka.

2. Kisruh Perceraian BUMI dan Bumi Plc
 
Anjloknya saham Grup Bakrie juga tidak lepas dari sentimen kisruh perceraian PT Bumi Resources (BUMI) dan Bumi Plc. Dengan adanya proses pelepasan saham Bumi Plc di BNBR tersebut, perseroan bakal melunasi keseluruhan saham BUMI yang dimiliki oleh BNBR di Bumi Plc. Sementara untuk total seluruh saham Bumi Plc yang harus dikembalikan oleh Bumi Resources adalah sekitar USD 437 juta.

3. Bursa saham lesu
 
Melemahnya saham gup Bakrie tersebut menjadi semakin tajam akibat lesunya kinerja pasar saham dalam negeri waktu itu.

4. Penurunan drastis pada harga batubara
 
Harga batubara dunia pada 2008 lalu, merosot begitu tajam hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Penurunan harga batubara ini disebabkan oleh krisis keuangan pada saat itu, yang menyebabkan penurunan harga-harga komoditas yang begitu cepat.

Untuk Anda ketahui, jatuhnya harga BUMI dari puncak harga tertinggnya sebesar Rp 8000 hingga tengkurap di Rp 50 telah mengalami pelemahan hingga kurang lebih -18.000% sejak 2008 lalu.

Kembali menguat signifikan, BUMI Tarik Saham Grup Bakrie Lainnya

Sejumlah emiten yang bernaung di bawah bendera afiliasi Grup Bakrie mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan di awal tahun ini. Hal ini berawal dari kembali aktifnya BUMI di perdagangan bursa hingga mengakibatkan saham tersebut masuk ke dalam Indeks LQ 45.

Selain itu, terdapat beberapa emiten yang mengalami penguatan terkait direkomendasikannya BUMI ke Indeks LQ 45. Sejumlah emiten tersebut seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Bakrieland Development TBK (ELTY) yang mulai aktif diperdagangkan berkat mulai bangkitnya grup Bakrie. Saham-saham yang sebelumnya statis di harga Rp 50 seperti UNSP, ELTY dan ENRG mulai mengalami pergerakan yang cukup signifikan saat ini.

Ada sejumlah faktor yang membuat harga saham Grup Bakrie kembali membaik. yang Pertama adalah harga komoditas, yakni harga batu bara dan minyak yang menguat. Sejumlah saham emiten grup Bakrie yang mengalami kenaikan berhubungan erat dengan kenaikan harga komoditas tersebut lantaran bisa mengembalikan performa kinerja perseroan.

Kedua, berikutnya dengan adanya kenaikan harga di komoditas ini, grup Bakrie mendapatkan momentum untuk melakukan restrukturasi utang. Dengan adanya restruktuturasi utang ini, dapat membantu perusahaan dalam masalah utang.

Restrukturisasi ini merupakan upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur (BUMI) yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi ini bukan berarti melunaskan utang BUMI seluruhnya, akan tetapi lebih kepada pelonggaran dari pihak pemberi kredit, seperti:

* penurunan suku bunga

* perpanjangan jangka waktu kredit

* pengurangan tunggakan bunga kredit

* pengurangan tunggakan pokok kredit

* penambahan fasilitas kredit

* konversi kredit menjadi 

Alasan ketiga, efek anomali di pasar saham. Anomali pasar disini ialah timbulnya over confidence dari para trader melihat kenaikan saham yang begitu signifikan, sehingga menaikkan minat para trader terhadap saham tersebut (
Sumber dari Ellen-May Institute)

 Salam

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Estimasi Perkembangan Saham Pada 27 Jan 2017