HRUM Kembali Lakukan Buyback, Saatnya Akumulasi - Sejak Januari kemarin,
HRUM telah melakukan buyback saham dengan harga rata-rata pembelian di
harga Rp2269. Apakah ini yang menyebabkan penguatan HRUM saat ini?
Seperti apakah prospeknya? Simak pembahasannya, hanya di #Kopisore hari
ini.
Sementara hari ini belum ada sentimen yang mempengaruhi kenaikan IHSG. Secara sektoral hanya tiga sektor yang melemah yaitu Misc-Ind, Finance, Trade & service. Sementara semua sektor yang lain kompak menguat. Sektor yang mengalami penguatan terbesar adalah sektor Agriculture dan sektor Basic-Ind.
Semenjak rilis data laporan keuangan pada 31 Juli kemarin, HRUM mulai mengalami fase uptrend.
PT Harum Energy Tbk berhasil membukukan laba bersih dengan lonjakan sebesar Rp133 miliar atau meroket hingga 229,1% dibandingkan laba tahun kemarin yang hanya sebesar Rp40 miliar.
Pertumbuhan laba bersih ini terutama didukung oleh jumlah pendapatan perseroan yang naik hingga 142,9% menjadi Rp1,15 triliun.
Kenaikan laba bersih ini membuat HRUM memiliki P/E di level 14.25x, masih murah jika dibandingkan P/E sektor mining di level 23,79x.
Harga yang dirasa masih murah itulah yang menyebabkan HRUM memutuskan untuk melakukan buyback untuk menaikkan harga saham perusahaannya.
Rencana buyback ini direncanakan akan dilakukan hingga 18 bulan yang dimulai pada Januari 2017, hingga Juni 2018.
Hingga saat ini, buyback yang telah dilakukan oleh HRUM sendiri telah berjalan selama 6 bulan dengan total nilai buyback mencapai Rp97 miliar atau sekitar 21% dari total nilai yang akan dibuyback sebesar Rp359 miliar.
Sebagai gambaran, pada tahun 2016 kemarin HRUM juga sempat melakukan aksi korporasi serupa, yang berhasil mendongkrak harga saham perseroan hingga 300%! dengan harga rata-rata saham HRUM saat itu di level Rp727.
Selain itu, anak perusahaan HRUM seperti Santan Batubara, Karya Usaha Pertiwi dan juga Tambang Batubara HRUM diperkirakan akan mulai menghasilkan batubara pada akhir tahun ini, dengan perkiraan estimasi produksi mencapai 2,4 juta ton batubara.(Sumber : ellen-may institute)
Salam,
Sebelum itu, mari kita lihat dulu update market sore ini.
IHSG hari ini berhasil ditutup menguat +0,32% di level 5824 dengan valuasi transaksi Rp7,02 T. Investor asing melakukan net buy sebesar Rp28,27 M.
Sementara hari ini belum ada sentimen yang mempengaruhi kenaikan IHSG. Secara sektoral hanya tiga sektor yang melemah yaitu Misc-Ind, Finance, Trade & service. Sementara semua sektor yang lain kompak menguat. Sektor yang mengalami penguatan terbesar adalah sektor Agriculture dan sektor Basic-Ind.
Semenjak rilis data laporan keuangan pada 31 Juli kemarin, HRUM mulai mengalami fase uptrend.
PT Harum Energy Tbk berhasil membukukan laba bersih dengan lonjakan sebesar Rp133 miliar atau meroket hingga 229,1% dibandingkan laba tahun kemarin yang hanya sebesar Rp40 miliar.
Pertumbuhan laba bersih ini terutama didukung oleh jumlah pendapatan perseroan yang naik hingga 142,9% menjadi Rp1,15 triliun.
Kenaikan laba bersih ini membuat HRUM memiliki P/E di level 14.25x, masih murah jika dibandingkan P/E sektor mining di level 23,79x.
Harga yang dirasa masih murah itulah yang menyebabkan HRUM memutuskan untuk melakukan buyback untuk menaikkan harga saham perusahaannya.
Rencana buyback ini direncanakan akan dilakukan hingga 18 bulan yang dimulai pada Januari 2017, hingga Juni 2018.
Hingga saat ini, buyback yang telah dilakukan oleh HRUM sendiri telah berjalan selama 6 bulan dengan total nilai buyback mencapai Rp97 miliar atau sekitar 21% dari total nilai yang akan dibuyback sebesar Rp359 miliar.
Sebagai gambaran, pada tahun 2016 kemarin HRUM juga sempat melakukan aksi korporasi serupa, yang berhasil mendongkrak harga saham perseroan hingga 300%! dengan harga rata-rata saham HRUM saat itu di level Rp727.
Selain itu, anak perusahaan HRUM seperti Santan Batubara, Karya Usaha Pertiwi dan juga Tambang Batubara HRUM diperkirakan akan mulai menghasilkan batubara pada akhir tahun ini, dengan perkiraan estimasi produksi mencapai 2,4 juta ton batubara.(Sumber : ellen-may institute)
Salam,